BSIP Sulawesi Tengah Hadiri Penutupan Program MRED MCI Phase II
SIP Sulawesi Tengah sebagai lembaga pelayanan publik, terus berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan stakeholders sebagaimana tugas dan fungsinya, termasuk Mercy Corps Indonesia (MCI). Kurang lebih enam tahun telah berlalu sejak gempa bumi dan liquefaksi yang melanda Sulawesi Tengah, di mana Kabupaten Sigi salah satu wilayah yang sangat terdampak bencana. Berbagai program bantuan dilaksanakan guna membantu masyarakat dan pemerintah Kabupaten Sigi sejak saat itu, termasuk Mercy Corps Indonesia (MCI), yang hadir dengan Program Mengelola Risiko melalui Pengembangan Ekonomi (MRED). Sehubungan dengan berakhirnya program tersebut, maka pada hari Kamis (14 November 2024) bertempat di Best Western Hotel Palu, dilaksanakan Workshop Capaian Program dan Penutupan Program Mengelola Risiko Melalui Pengembangan Ekonomi (MRED) Phase II. Pertemuan ini dibuka oleh Bupati Sigi yang diwakili oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Sigi (Muhammad Riyad), yang antara lain menyampaikan apresiasi kepada Mercy Corps Indonesia atas pendampingan yang telah dilaksanakan untuk masyarakat Kabupaten Sigi, guna mengurangi kerentanan terhadap bencana dan kemiskinan, juga mengintegrasikan pengelolaan riiko dan peningkatan ekonomi dan pengembangan usaha. Pada kesempatan itu juga Executive Director MCI (Ade) juga menyatakan terima kasih atas dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap program yang dilaksanakan, dan berharap agar program tersebut dapat berkelanjutan. Kegiatan ini dihadiri oleh 140 orang peserta yang berasal dari lembaga pemerintah Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah termasuk BSIP Sulawesi Tengah, Perguruan Tinggi, NGO, private sektor, serta utusan desa dampingan MCI. Penyampaian capaian pogram MRED disampaikan oleh pihak MCI yang disertai testimoni dari perwakilan masyarakat penerima manfaat, serta penyampaian harapan dari desa dan pemerintah Kabupaten Sigi terkait program ini. Manfaat yang telah diperoleh antara lain masyarakat telah mengetahui cara mitigasi bencana dengan memanfaatkan vegetasi lokal (bambu) sebagai bronjong, pengembangan UMKM dengan produksi minyak sereh, pengetahuan tentang pertanian cerdas iklim, serta pemanfaatan limbah kelapa menjadi coco peat. Jayalah Pertanian Indonesia.